Minggu yang paling ditunggu-tunggu pun tiba. Minggu yang sudah dinanti-nantikan sejak awal kemari. Sudah pesan tiket dari jauh-jauh hari. Tiket pulang.
Terbayang apa yang akan saya lakukan mulai dari bangun tidur di hari keberangkatan saya, lalu apa-apa yang akan saya lakukan di tanah penuh magnet rindu, siapa-siapa yang ingin saya temui.. Dan qadarullah.. Kepulangan saya ke Bandung bertepatan dengan pelantikan pm sehingga saya tidak ripuh-ripuh beli tiket, tidak rusuh-rusuh menyiapkan logistik dan perbekalan, tidak repot-repot tukar-tukar jadwal lagi, walaupun jadinya mengorbankan we time dengan keluarga sebab kakak lagi pulang disaat saya harus naik.
Dan kemudian.. Sampailah pada hari ketika saya harus pergi lagi ke tanah bekas pusat kekuasaan majapahit.
Satu hal yang saya sadari adalah rasa rindu pulang setelah sekian lama (yang padahal baru sebentar) merantau. Perasaan itu.. Adakah saya pun rindu kembali pada Rabb setelah 22 tahun lebih merantau di dunia? Mengapa justru saya takut.. Pulang bertemu Rabb tanpa membawa apa-apa.. Mengapa sudah 22 tahun pun masih khilaf bahwa pada akhirnya jiwa harus pulang.. Adakah Rabbku merindukanku? Adakah aku terangkum dalam panggilan "wahai jiwa yang muthmainnah?"
Hadi, meminta kepada Allah ditunjukkan maksud-Nya mengirim dirinya ke mr
Komentar
Posting Komentar