Suatu hari, pernah ikut workshop kepenulisan bersama Tere-Liye, yang mengarang karya Hafalan Shalat Delisa, membuat karya Rembulan Tenggelam di Wajahmu, yang menulis karya Daun yang Jatuh Tidak Membenci Angin ( maaf kalo salah yang ini), yang menghasilkan karya Ayahku (bukan) pembohong, dan karya laiiiinnnya. Beliau bilang, menulis itu gak tiba-tiba bisa, bahwa menulis itu pekerjaan yang membutuhkan ketekunan tingkat tinggi. semakin sering dilatih akan semakin mahir. Setiap orang bisa menulis. Itu kan keterampilan berbahasa. Tapi kekuatan sebuah tulisan tidak muncul langsung begitu saja. Begitulah, apa yang aku ambil, bahwa menulis itu bisa dari mana saja, bisa tentang apa saja. yang dibutuhkan adalah amunisi menulis. Ya isi cerita, ya kosakata cerita. Dan yang akan membuat itu menarik adalah sudut pandang spesial. Saking kuatnya sebuah tulisan, ia mampu menginspirasi, bahkan dapat menginvasi hingga toilet. Berbeda dengan televisi, yang juga punya pengaruh kuat, hanya s
penggenggam dunia, memijak bumi, penatap langit, pembelajar ciptaan-Nya. Allah, saya sungguh teramat sangat kecil