Teteh katanya kaya anak hilang, pergi pagi-pagi dan pulang besok siangnya tanpa bilang-bilang mau nginep. Iya maaf, dikirain jawabannya sudah jelas dan dipahami. Ya Allah apakah aku durhaka? Na'udzubillahi min dzalik. Alhamdulillah, ayah dan ibu masih mengerti. Mengerti bahwa aku ini anak mereka. Sehingga harus mengerti bahwa mereka adalah orang tua. Yang di-tua kan. Setelah sampai di rumah, pingin tidur. Tapi, itu parah. Jadi sholat dulu dan tadinya pingin packing. Hanya saja, gak tahu, gak kuat, dan malas. Jadi, mau bilang sama ayah gak akan check in hari ini. Malah di telepon, biar regist sekarang, check in besok. Lihat suasana baru katanya. kamar asrama, oh, kamar asrama. Karena itu acara nginep dadakan, langsung ganti baju, siap-siap dijemput ayah terbang, eh lari ke nangor naik kuda besi. Jam dua di nangor. Sebelum ke bale, ke ruang prodi ayah dulu. Ngambil dan ngisi form yang harus diisi. Terus sambil dengerin short conversation ayah dan mahasiswinya. Mahasiswi yang
penggenggam dunia, memijak bumi, penatap langit, pembelajar ciptaan-Nya. Allah, saya sungguh teramat sangat kecil