Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2012

pusat perhatian

Allah akan menolong mereka yang menolong agama-Nya malam, sebelum berganti hari, posting-posting sebelumnya seolah-olah 'diary' hadi di fk, posting kali ini, sepertinya iya. oke, sebenernya ga ingin blog jadi tempat curhat. Tempat berbagi, perhalus kata ya. jadi ceritanya, sebagai manusia yang sedang beradaptasi dan berusaha survive di lingkungan baru, hadi bukanlah tipikal orang yang suka jadi pusat perhatian. tipe adaptasi dan surviveku berbeda. tapi, bukan tipikal yang suka cari aman juga. sebagai introvert (?) dan manusia pemalu (?) , sekali lagi, bukan orang yang suka jadi pusat perhatian. mungkin, dengan membaca keadaan, lalu aku harus bisa menjadi pembeda, atau punya khas, dengan caraku sendiri ( iya gitu?). ya, mungkin seperti waktu adaptasi di duapuluh lah... seperti itu. Rencananya, aku ingin mencoba adaptasi cara baru, yaitu dengan sok aktif tea. proaktif lah. tapi ternyata, sekali lagi, ga bisa, bukan tipe seperti itu, jadi aku kembali dengan caraku sendiri l

/efkaupe/

dimana hadi? cari yang kecil. eh, cari yang lucu :D ada di huruf P. kenapa? soalnya ga ada H. jadi P, P itu untuk panda. bukan, kebagiannya aja di huruf P. Ayo cari-cari.

Jalur Belakang

cuma mau cerita, ga bermaksud dicontoh, kecuali Anda menemukan hal yang patut untuk dicontoh Tadi pagi, aku jadi anak nakal FK. Kenakalan mahasiswa untuk pertama kalinya (rasanya begitu). Kalau cari pembenaran, banyak. Ini bukan salahku. Aku sudah punya rencana. Informasinya telat. Yang lain juga begitu. Tadinya ga akan kaya gini bu, cuman... bla bla bla . Mungkin aku bilang begitu, kalau nanti ibu asrama tanya. Aku sudah punya rencana, kalau Sabtu pagi pagi seperti aku berangkat sekolah, aku akan pulang ke Bandung. Aku punya rencana dan janji yang ingin ditunaikan, sekaligus menghilangkan homesick bulan september. Tapi, ancaman ini datang malam sebelumnya. Sekitar 10 jam sebelum aku akan keluar dari asrama. Jrengjreng... jarkom telat. Kalau seharusnya, hari ini, 2012 fk, wajib ikut lustrum XI, peringatan dies natalis fk ke 55. Dengan dresscode batik. Rencana pulang bukan aku saja yang punya. Cobalah, kau tanya anak-anak bandung, atau sekitarnya, bahwa pulang ada di age

homesick

Disini bukan tempat bersaing lagi. Disini tempat belajar bersama. Tidak ada yang saling menjatuhkan. Tidak ada yang pelit ilmu. Tidak ada yang malu bertanya. Tidak ada yang merasa bodoh. Disini kita sama-sama belajar. Kalau pintar tidak usah belajar. Kita percaya kalian yang terbaik di sekolah masing-masing. Ketika semua yang terbaik berkumpul, apakah semua makan temen buat jadi yang terbaik. Apakah kalian ingin lulus sendiri. Apakah kalian ingin jadi dokter sendiri. Tidak bisa. Dokter adalah tim. Tidak butuh orang yang pintar. Kami butuh yang rajin, sabar, dan semangat. Tidak ada yang merasa sudah di puncak. Ilmu kesehatan akan terus berkembang, seperti halnya  teknologi. Bersyukur ada disini. Selamat menjemput takdir kalian. Nikmati proses perjuangannya. Muslim dokter. -random pernyataan yang bikin perasaan lebih baik. pernyataan dari dokter, dan dari kakak-kakak senior. bikin perasaan lebih baik, tapi malah homesick. sebenernya sih biasa aja, cuma suasana

Students Day

6 September 2012, Unpad Ada student day. Ngapain? Ya, ga jelas , pamer UKM, parade fakultas, yang penting sih ketemu temen temen 20, temen temen smp. Hadi kaya anak ayam panda kehilangan induk. bukan, maksudnya ngebaur aja sama fakultas lain. Ke stand-stand bareng ifa sama temen-temennya (faperta), yang temen temennya ternyata sangat ingin masuk fk, dan sindrom itu muncul lagi di kepala. Ketemu temen-temen smp, ifa, pipah, aizzah, qonita, andra, ketemu sama temen-temen dua puluh, sama ichwan, sama endo, sama temennya yang aku kira kevin, sama novi, sama achmad yang ternyata satu fakultas sama andra, ketemunya bareng dan sama-sama manggil, terus pada pa pelong-pelong gitu mereka, manggil orang yang sama, haha, ga ngerti ah. Ketemu sama franklin sama sofah, cerita banyak. malah ngerasa jadi curcol sama mereka about what happen with hadi in FK. Terus cerita kalau mereka udah ketemu sama kakak hadi. dan berita sudah menyebar luas. Yang bodor itu ketemu sama kakak sendiri, tapi g

Payah

post di bawah sebelumnya ga ada apa-apanyaaaaaaa Terima kasih sudah disadarkan kembali ya Allah tagar untuk maba FK Menjadi hamba Allah adalah suatu kepastian. Menjadi mahasiswa kedokteran, dokter muda, atau menjadi dokter adalah pilihan hidup untuk menjemput takdir sejarah kita. Menjadi aktivis, giat berkontribusi untuk umat adalah saringan alami untuk membuktikan pada dunia bahwa kita adalah hamba yang berbeda dari kebanyakan hamba yang Allah ciptakan. Seperti yang dikatakan Shalahudin al-Ayubi, memang bukan kita yang memilih takdir. Takdirlah yang memilih kita. Tapi bagaimanapun, takdir bagaikan angin bagi seorang pemanah. Kita selalu harus mencoba untuk membidik dan melesatkannya di saat yang paling tepat. Jangan sampai takdir hidup kita tak pernah sampai pada tujuan, jangan sampai mimpi kita terlalu sederhana, dan perjalanan cita-cita sangat lamban dan tidak menghantarkan. Selalu ada kemudahan dibalik kesulitan, selalu ada kelapangan dibalik kesusahan, selalu

Kembang Api

Ini bukan kembang api murahan, kembang apinya bagus, yang waktu meledak di atas suaranya keras, sekeras teriakan kita. Waktu itu adalah malam kemarin, waktu bulan lagi paripurna. Langitnya bersih, jadi kesannya agak alay pas anak-anak bilang bintangnya kembang api, yang Cuma ada di jatinangor. Haha. Agak menyesal, tapi ya sudahlah. Oppek kemarin banyak hikmahnya. Masih inget ga ya? Kolegaisme, komunikasi, decision making, inisiatif, along life learning, respect, responsibility, dan... jreng.. lupa satu lagi. Ko lupa sih? Itu kan yang paling disukai, bersyukur. Ya, delapan nilai ini yang ditanamkan pada calon dokter, mahasiswa, keluarga baru di kampus ini. Sesungguhnya, ada perasaan takut. Minder. Dan menyesal masuk sini. Disini itu tempatnya orang-orang yang benar-benar punya pengalaman aakademis tinggi. Serem pokoknya, dan ngerasa aku salah tempat. Terlalu banyak orang yang lebih pantas jadi dokter disini. Tapi, apa kata kalau nasi sudah menjadi bubur. Jadi sekarang, b