Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2013

This, Apa yang Dokter (harus) Lakukan

24 April 2013, mungkin hari yang berharga buat sebagian orang. Buat saya pribadi, hari itu adalah hari pertama Jatinangor Kohor, suatu kegiatan research dengan tema Jatinangor Peduli, design by SMUP - school of medicine Universitas Padjadjaran. Ga seberharga untuk yang akan saya ceritakan. Hanya, saya jadi tahu dan bisa menggunakan alat yang bisa mengukur komposisi tubuh manusia. Jadi, bisa ketahuan komposisi lemak tubuh dan lemak viscera, distribusinya, bahkan body age-nya. Body age itu, jadi suatu perkiraan, dimana umur kamu seharusnya saat ini dengan tinggi, berat badan, dan komposisi tubuh sekarang. Hasilnya, menakjubkan! Teman-teman saya kebanyakan menurut alat itu seharusnya berusia 21-25 tahun, padahal usia mereka sendiri tidak ada yang berkepala dua. Sehingga, patokan ideal kami menjadi body age, bukan bmi lagi. Wah canggih ya! Seengganya, itu kalimat yang pertama kali muncul di kepala kami saat melihat alat itu. Padahal harusnya sebenarnya biasa aja, cuma karena baru pertama

Epic Day, Run Away!

Tertanggal, 20 April 2013 Hari Sabtu itu, the profs mau melakukan semacam ngobrol sama ketua ikatan alumni FKUP. Sebagai seksi di bawah hima yang bernama 'profesi dan hubungan alumni' yang kemudian disingkat 'profhubal' dan saling memanggil satu sama lain 'prof' dan saya rasa ini berkaitan sekali dengan proker profhubal, dan karena saya salah satu bagian dari prof, saya, atas nama H R, bersedia mengikuti kegiatan tersebut. profhubal 2013 ki-ka, a-b: teh jihan, putri, wawan, charles, tante dhira, radit, hadi, dan mba put Awalnya, saya ragu bisa ikut atau tidak. Tapi, karena mbaput bilangnya dari jam setengah depalan sampai jam sepuluh, akhirnya saya memutuskan untuk bisa datang. Karena, tertanggal segitu ada hal yang harus saya lakukan. Saya mau ketemu Tia, dan Tia bisa jam 10. Oke, waktunya pas.  Dari berdelapan profs, yang bisa ikut cuma mbaput, tante dhira, putri dan hadi. Wawan, ace, radit, dan teh  jihan ga bisa ikut karena ad

Sehat, Sakit, Sadar, Syukur

ini tiba-tiba GI disturbance. --Gastrointestinal disturbance = gangguan pencernaan-- Ga sih, saya mau mencoba berprasangka baik kepada Allah dalam kondisi sakit sekalipun. Kalau Allah menegur saya atas ketidakbenaran menjaga pola makan sehingga mendzolimi diri sendiri. Apalagi nanti dan sekarang saya adalah tenaga kesehatan. Dalam kegawatdaruratan, sorang tenaga medis seharusnya tidak boleh sampai jadi pasien juga. Seandainya sakit ini penggugur dosa, bagaimana bisa aku tidak bersyukur pada Mu ya Allah? Dan dengan itu, bukan berarti diam dalam kesakitan. Karena ikhtiar untuk kembali sehat adalah ibadah. Ibadah agar bisa menjalankan ibadah lainnya secara optimal. Yuk ah menjaga kesehatan! Nikmat sehat itu salah satu yang tidak bisa dibeli dengan uang. Mencegah lebih baik daripada mengobati. Seandainya saja,  mereka yang sedang sakit menyadari bahwa sakitnya menggugurkan dosa, tidak ada yang berniat bunuh diri karena putus asa akan sakitnya  mereka yang beroba

'Harta Karun' Tersimpan

Setelah seminggu menjalani UTS, bak menghadapi snmptn #lebay #kayapernahikutsnmptn, ga deng, kaya try out kalau kata temenku, akhirnya kembali menulis .. *yeeeee* UTS itu ya, sesantai-santainya, saya tetep santai ko. Bukan karena udah bisa atau ngerasa jago, pasrah ajalah. Kalau kata temenku waktu smp, ujian mah ga usah belajar sebenarnya, karena ujian itu sendiri adalah belajar. Biarlah ujian itu menilai dan mengevaluasi seberapa sungguhnya kamu berproses. Ya, kalau prosesnya bener mah kan ngapain belajar ‘khusus’ untuk ujian. Karena belajarnya bukan buat ujian. Apalagi buat nilai. Tapi ga ngebuat lari dari kenyataan. Kata sakurakoji dalam film ‘my boss my hero’,  belajar (dalam hal itu sekolah) memang bukan buat mengejar nilai. Tapi, kalau kamu berfikir seperti itu lalu prosesnya ga baik dan saat nilaimu jelek karena bilang “belajar bukan ngejar nilai” itu...seperti lari dari kenyataan. Kenyataan bahwa proses kamu dinilai. Hoaks. UTS juga sebenarnya kalau lihat sisi positif