Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2011

Akibat : Kena Lem-nya

Inilah akibatnya bila masuk rumah orang tanpa izin, akibat tidak belajar dari pengalaman, akibat salah berteman, dan akibat tidak menuruti nasehat orang tua

Auditori yang baik

Mengaku auditori, tetapi listening selalu buruk rupa , menyimak selalu buruk rupa, lalu bagaimana bisa aku tipe orang auditori?Ppadahal aku bukanlah pendengar yang baik Mau mengaku orang visual pun, penglihatanku tidak bagus. Aku punya mata yang tidak sehat lagi, begitu pun ketika aku memandang sesuatu, aku selalu berpandangan negatif, ketika aku mau melihat ke depan, aku selalu melihat ke belakang, ketika harus melihat ke atas, aku melihat ke bawah, atau pun sebaliknya. Dibilang kinestetik pun, aku bukan orang yang hobi bergerak, kerjaku di sekolah hanya melamun, tidak punya bahan obrolan, di angkot cuma duduk dan tidur. Di rumah cuma hibernasi, makan, menggambar, duduk, nonton, -hingga aku bertemu sebuah bulan yang aku harus bergerak terus di bulan itu- kalau aku bukan salah satu dari ketiga tipe pembelajar itu, bagaimana aku belajar? Aku belajar dari mimpi dalam tidur, aku belajar dari cerita dalam kisah, aku belajar dari tulisan dalam buku, aku belajar dari pengalaman dalam ma

Yang -tepar- Yang -senang-

Setelah melewati satu bulan yang dirasa lama padahal sebentar, yang dirasa sebentar padahal lama, yang jelas.. ini salah satu 4 minggu atau sekitar 5 minggu yang tak ingin aku lupakan.. sekarang sudah jelas, apa itu pengorbanan, apa itu disiplin, apa itu tugas, apa itu teman, yah terjawab dalam pengalaman satu bulan, aku yakin, yang berusaha akan merasakan buahnya.. ketika kita akan mendapat apa yang kita usahakan ( An-Najm:53 ), Allah melihat proses (usaha) bukan hasil, tapi hasil berbanding lurus dengan usaha, tentunya juga atas kehendak Allah, itulah yang disebut Qadar, ketika takdirNya terjadi karena kita mengusahakannya untuk terjadi ( Ar-Raad:13 ). seperti sebuah rumus jadinya, hasil maksimal = ikhtiar x do'a maka aku sudah bisa menemukan esensi dari berkurban itu sendiri..ketika kita mengorbankan apa yang paling kita cintai.. seperti Nabi Ibrahim yang mengorbankan Ismail yang baru beliau temui dari 10 tahun ditinggalkan, Aku menjadi tidak peduli, sepatu yang basah kare