Bismillaah
Berhasil nulis sesuai jadwal :)
Seminggu kemarin saya kebagian di poli bedah. Poli yang saya hindari setelah poli interna karena pulangnya suka lama ec pasiennya banyak. Belum kalau ruangan, bedah harus bikin s.o.a.p pasien. Dan 2 dari dokter spesialis bedah di RS isip ku ini konsultan.. Ya.. Padahal RS kecil tipe c yang masih pembangunan, yang ruang ok nya cuma 1, yang spesialis lain mah cuma 2 bahkan sesibuk penyakit dalam pun cuma 1.
Dua konsultan yang aku hindari.. Tapi justru pada akhirnya.. Aku malah kena untuk bikin lapsus sama beliau ec kebodohanku. Aku yang 6 bulan gak review2 materi kedokteran, ketemu pasien, berbahasa jawa, dengan centre pengobatan yang berbeda, dan ditambah aku gak begitu suka bagiannya, lalu kamu takut sama spesialisnya karena isu2 yang beredar.. Yah makinlah kekhawatiran yang tidak pada tempatnya menjadi-jadi.. Ditanya.. Gak bisa jawab.. Senyum-senyum aja bisanya.. Nulis s.o.a.p .. Lupa nulis nama dokternya.. Jadilah aku bahan bully-an. Ya sebenarnya beliau baik banget.. Nawarin pungsi, kutolak karena ketidakpercayadirianku, aku gak tau apa yang ada dipikiran beliau.. Sampai akhirnya beliau lupa untuk pungsi di hari itu, bilang dioper ke dokter bedah bagian besok, dan pasiennya qadarullah meninggal hari itu.. Perawatnya kaya seolah-olah bilang, "coba kalau dokter pungsi hari itu". Apakah aku salah dengan ketidakpercyadirianku?
Dokternya gak mempermasalahkan.. Hari berikutnya ketemu lagi, diajak naik ok yang gak mungkin kutolak walau sifatnya tawaran bukan suruhan. Aku diajak jadi asisten.. Ya walaupun asisten3. Diberi tahu itu platysma, itu tiroid normal dan abnirmal, itu syaraf recurrent faringeal. Lalu saat aku lupa nulis namanya, beliau bilang, "spesialis mana yang baik.. yang nulisin nama juniornya.. Dimana2 kan juniornya yang nulis" sambil nulis namaku di RM. Lancang yaa isip satu ini
-_-
Saat jaga juga.. Kembali aku dihadapkan pada ketidakpercyadirian saat bertemu pasien dengan kondisi yang sudah jelek.. Yang pada akhirnya meninggal.. Aku gak tau aku dokter seperti apa dimata perawat-perawat itu..
Lalu kemudian, hari setelah aku jaga itu.. Aku dikirmin pesan, dari kakek..
"...waktu kakek muda.. Memang kakek tidak bisa menyelesaikan sekolah, mungkin kakek kurang rajin dan pintar sehingga kakek dikeluarkan dari sekolah. Dokternya gak jadi. Tidak seperti kakek yang lain.
...urusan tidak selesai sekolah bukan termasuk tinta, pena, dan peta, sekalipun keinginan kakek bisa lulus.
Mudah2an, cucu kakek ada yang jadi dokter ideolog ... ."
Pesan kakek itu bikin baper, sakit, dan langsung nangis tertahan karena aku gak mumgkin tiba2 nangis di poli.. Sampai kosan langsung nangis sampai tertidur karena sedih plus lelah post jaga, kaya anak kecil.
Selalu begitu polanya. Ketika ada sesuatu dengan hati dan jiwa dan pikiran, Allah kirimkan pesan lewat orangtua. Yang aku yakin.. Ini salah satu kepingan puzzle menjawab pertanyaanku: Mengapa Allah menjadikan mojokerto sebagai tempatku tinggal selama setahun?
Allahu a'lam.
Hadi, masih mencari kepingan puzzle yang lain agar gambar maksud Allah itu menjadi utuh.
Komentar
Posting Komentar