Satu
Prestasi luar biasa seorang hadi, tidak tidur saat lecture! itu prestasi yang membanggakan dalam sejarah 2 bulan ini. Duduk di tempat yang sama selama kurang lebih 6 jam sampai 7 jam, entah apa etiologi dan patofisiologinya, mungkin karena diam terus, physical activity tergolong kelas ringan, supply oksigen ke otak berkurang yang menyebabkan ngantuk, juga kondisi kursi yang lumayan cocok lah dikit buat tidur, ditambah semalam mengerjakan LI, lalu kadang AC yang gak jalan, dokter yang ketika presentasi kurang jelas, ditambah faktor internal kalau kita belum baca materi hari itu, sehingga suara dokter terdengar bagaikan lagu tidur, apalagi kalau lecturenya bhp phop, kurang apa lagi coba, udah cocok banget suasananya buat tidur.
Dua
Lecture bhp hari ini, bener-bener memBuka Hati dan Pikiran. Padahal materinya cuma tentang etika dan hukum, tapi faktor semangat hari ini yang mungkin ada faktor minum kopi di pagi hari, berasa baru kali ini memahami materi bhp. Juga faktor dokter pengajarnya beda.
Tiga
Dari lecture pertama ke lecture kedua, harusnya ga ada gap. Karena dokternya telat yang bukan karena kelalaian beliau, jadi ada waktu luang satu setengah jam. Alhamdulillah, bisa makan dan sempet sholat dhuha, yang biasanya jarang banget ada waktu buat kaya ginian di hari kamis.
Empat
Berhubung masih terikat dengan mabim, lalu disuruh buat project angkatan, lalu para petinggi angkatan buka oprek buat kepanitiaan, baru kali ini berani -padahal cuma- ngumpulin kertas formulir doang, yang isinya mau ikut jadi panitia. Biasanya sih apatis, apatis gara-gara ngerasa inferior. Biasanya kan dari smp, ga jauh dari sekretaris, atau PU. Pernah sekali jadi pubdok, jadi dekor, jadi acara juga pernah. Ya top score nya jadi sekretaris. Sekarang? Berhubung posisi sekretaris udah ada yang ngatur dari bos, jadi mau masuk konsumsi gitu --masih ngerasa inferior-- tapi dimasukin jadi humas --karena pilihan duanya humas--. Tapi gatau kenapa, ga kepikiran masuk dekorasi yang dirasa lebih suitable sama hobi menggambar intermediate filamentnya cytoskeleton, malah pilih konsumsi atau humas. Kan kalau dekor lebih terasa kontribusinya, nanti aku dekor dengan gambar anatomi ~lalalala. Ya sudah, kata si teteh, jalanin dengan ikhlash, nanti dapet esensinya.
Lima
Mukena tertinggal di perpustakaan yang kini beralih fungsi jadi tempat sholat dan tempat nongkrong yang kece, rebahan di sofa perpus.
Enam
dokter yang presentasi beda banget. Ngejelasinnya lebih baik dari dokter sebelumnya. dari segi keketatannya juga. Biasanya, yang pulang pas istirahat tuh ga di apa-apain, yang titip absen juga. Tapi, dokter yang satu ini, karena baru pertama nge-lecture, jadi anak-anak pada gatau gitu, woles ada yang balik ke bale. Eh, ternyata di cek, dan intinya secara dokternya marah gitu. Mau ngadu ke yang berwenang di kampus. Tapi tetep kece dokternya. Ada kemotaksis gitu yang bikin aku mau nulis dan memperhatikan lecture. Catatan, dokternya cewe, ibu-ibu.
Tujuh
Mati lampu. Kedua kalinya mati lampu, gatau di fk-bale, gatau se unpad. Mati lampu tuh bisa berefek ke ketersediaan air di bale. Jadi, siap-siap nahan ekskresi urin, atau ga mandi, dan segala aktivitas yang berhubungan dengan air kecuali minum akan terhambat. nah, untung mati lampunya bentar, dan pas lagi di lecture. Sayangnya, saat itu lagi on fire mengikuti lecture. Padahal kan kapan lagi ga tidur pas lecture. Jadi, ada kecewa.
Yang jelas, adaptasi aja ga cukup. Bahkan di lingkungan baru itu harus bisa survive! Kalau di case hepatitis B ini, ibarat sel. Sel yang terkena stress beradapatsi dengan 4 cara. cara yang mau aku tempuh adalah hypertrophi, atau hiperplasia. ga mau atrophy. Juga ga metaplasia. Metaplasia emang bagus, adaptasi jadi lebih kuat. Tapi, metaplasia yang reversible. Kalau irreversible kan jadi kanker. Ibarat hadi, kalau metaplasia reversible oke lah, itu harus. Tapi kalau irreversible malah jadi melebur dengan lingkungan yang mungkin kurang baik dan jadi ganas macam kanker. Jadi, adaptasi metaplasia kurang cocok buat jadi penggambaran adaptasi yang bagus.
--kembali ke pengibaratan sel-- Adaptasi dilanjut dengan survive, bukan cell injury yang bisa menyebabkan necrosis atau apoptosis. Parah-parahnya kalau cell injury, maksimal yang terjadi inflamasi. Sel yang inflamasi keadaannya bengkak, merah, panas, kehilangan fungsi, dan sakit. Inflamasi itu bukti adanya respon pertahanan terhadap stress yang dialami sel. Dua bulan kemarin bener-bener inflamasi diri. Bengkak lah sama deadline tugas yang ge kekejar, merah sama tinta pulpen, panas sama suasana baru, kehilangan fungsi diri yang merasa inferior dan tidak berguna, juga sakit banget....Hadi ga tau proses inflamasi diri ini akan terjadi selama apa, yang jelas, inflamasi ini harus berlanjut ke tissue repair, healing, and regeneration, sehingga kembali normal, bahkan survive, lalu berkembang. Ya kalau sel mah udah sampai normal aja.
Ya, semoga semangatnya akan terus ada, bahkan lebih baik. Jadi ga ngerasa inferior lagi, tapi ga superior.
Prestasi luar biasa seorang hadi, tidak tidur saat lecture! itu prestasi yang membanggakan dalam sejarah 2 bulan ini. Duduk di tempat yang sama selama kurang lebih 6 jam sampai 7 jam, entah apa etiologi dan patofisiologinya, mungkin karena diam terus, physical activity tergolong kelas ringan, supply oksigen ke otak berkurang yang menyebabkan ngantuk, juga kondisi kursi yang lumayan cocok lah dikit buat tidur, ditambah semalam mengerjakan LI, lalu kadang AC yang gak jalan, dokter yang ketika presentasi kurang jelas, ditambah faktor internal kalau kita belum baca materi hari itu, sehingga suara dokter terdengar bagaikan lagu tidur, apalagi kalau lecturenya bhp phop, kurang apa lagi coba, udah cocok banget suasananya buat tidur.
Dua
Lecture bhp hari ini, bener-bener memBuka Hati dan Pikiran. Padahal materinya cuma tentang etika dan hukum, tapi faktor semangat hari ini yang mungkin ada faktor minum kopi di pagi hari, berasa baru kali ini memahami materi bhp. Juga faktor dokter pengajarnya beda.
Tiga
Dari lecture pertama ke lecture kedua, harusnya ga ada gap. Karena dokternya telat yang bukan karena kelalaian beliau, jadi ada waktu luang satu setengah jam. Alhamdulillah, bisa makan dan sempet sholat dhuha, yang biasanya jarang banget ada waktu buat kaya ginian di hari kamis.
Empat
Berhubung masih terikat dengan mabim, lalu disuruh buat project angkatan, lalu para petinggi angkatan buka oprek buat kepanitiaan, baru kali ini berani -padahal cuma- ngumpulin kertas formulir doang, yang isinya mau ikut jadi panitia. Biasanya sih apatis, apatis gara-gara ngerasa inferior. Biasanya kan dari smp, ga jauh dari sekretaris, atau PU. Pernah sekali jadi pubdok, jadi dekor, jadi acara juga pernah. Ya top score nya jadi sekretaris. Sekarang? Berhubung posisi sekretaris udah ada yang ngatur dari bos, jadi mau masuk konsumsi gitu --masih ngerasa inferior-- tapi dimasukin jadi humas --karena pilihan duanya humas--. Tapi gatau kenapa, ga kepikiran masuk dekorasi yang dirasa lebih suitable sama hobi menggambar intermediate filamentnya cytoskeleton, malah pilih konsumsi atau humas. Kan kalau dekor lebih terasa kontribusinya, nanti aku dekor dengan gambar anatomi ~lalalala. Ya sudah, kata si teteh, jalanin dengan ikhlash, nanti dapet esensinya.
Lima
Mukena tertinggal di perpustakaan yang kini beralih fungsi jadi tempat sholat dan tempat nongkrong yang kece, rebahan di sofa perpus.
Enam
dokter yang presentasi beda banget. Ngejelasinnya lebih baik dari dokter sebelumnya. dari segi keketatannya juga. Biasanya, yang pulang pas istirahat tuh ga di apa-apain, yang titip absen juga. Tapi, dokter yang satu ini, karena baru pertama nge-lecture, jadi anak-anak pada gatau gitu, woles ada yang balik ke bale. Eh, ternyata di cek, dan intinya secara dokternya marah gitu. Mau ngadu ke yang berwenang di kampus. Tapi tetep kece dokternya. Ada kemotaksis gitu yang bikin aku mau nulis dan memperhatikan lecture. Catatan, dokternya cewe, ibu-ibu.
Tujuh
Mati lampu. Kedua kalinya mati lampu, gatau di fk-bale, gatau se unpad. Mati lampu tuh bisa berefek ke ketersediaan air di bale. Jadi, siap-siap nahan ekskresi urin, atau ga mandi, dan segala aktivitas yang berhubungan dengan air kecuali minum akan terhambat. nah, untung mati lampunya bentar, dan pas lagi di lecture. Sayangnya, saat itu lagi on fire mengikuti lecture. Padahal kan kapan lagi ga tidur pas lecture. Jadi, ada kecewa.
Yang jelas, adaptasi aja ga cukup. Bahkan di lingkungan baru itu harus bisa survive! Kalau di case hepatitis B ini, ibarat sel. Sel yang terkena stress beradapatsi dengan 4 cara. cara yang mau aku tempuh adalah hypertrophi, atau hiperplasia. ga mau atrophy. Juga ga metaplasia. Metaplasia emang bagus, adaptasi jadi lebih kuat. Tapi, metaplasia yang reversible. Kalau irreversible kan jadi kanker. Ibarat hadi, kalau metaplasia reversible oke lah, itu harus. Tapi kalau irreversible malah jadi melebur dengan lingkungan yang mungkin kurang baik dan jadi ganas macam kanker. Jadi, adaptasi metaplasia kurang cocok buat jadi penggambaran adaptasi yang bagus.
--kembali ke pengibaratan sel-- Adaptasi dilanjut dengan survive, bukan cell injury yang bisa menyebabkan necrosis atau apoptosis. Parah-parahnya kalau cell injury, maksimal yang terjadi inflamasi. Sel yang inflamasi keadaannya bengkak, merah, panas, kehilangan fungsi, dan sakit. Inflamasi itu bukti adanya respon pertahanan terhadap stress yang dialami sel. Dua bulan kemarin bener-bener inflamasi diri. Bengkak lah sama deadline tugas yang ge kekejar, merah sama tinta pulpen, panas sama suasana baru, kehilangan fungsi diri yang merasa inferior dan tidak berguna, juga sakit banget....Hadi ga tau proses inflamasi diri ini akan terjadi selama apa, yang jelas, inflamasi ini harus berlanjut ke tissue repair, healing, and regeneration, sehingga kembali normal, bahkan survive, lalu berkembang. Ya kalau sel mah udah sampai normal aja.
Ya, semoga semangatnya akan terus ada, bahkan lebih baik. Jadi ga ngerasa inferior lagi, tapi ga superior.
Ga harus kuat, tapi ga boleh lemah. Tetap jadi kau yang terus berkembang.
Kuat yang bikin kamu merasa sudah cukup dan ga berkembang, kalau yang lain berkembang, sama aja kamu mengecil
-Ryutaro Asada
Komentar
Posting Komentar