Langsung ke konten utama

SOOCA perdana :')


Hai! Hari ini hari yang penting bagi kami. Hari yang mungkin merupakan klimaks uts. Ada ujian apa? ada sooca! Ye!!!

Jadi ujiannya sih sebenernya biasa aja. Sebenernya. Tapi, uts disini tuh berasa berattt... banget. Masa galau Cuma uts doang? Ya mungkin uts perdana kali ya. Tapi sama deg-degannya dengan mau ngadepin snmptn. Pusingnya juga. Capenya juga.

Setelah melewati tahap satu dengan 200 soal bahasa inggris atau yang kemudian disebut dengan MDE atau multidisplinary examination part satu tentang biokimia, lalu tahap dua, ujian CRP atau clinical research program yang ujiannya menurutku out of the box, hari ini, tahap yang sangat ditunggu-tunggu untuk dilewati dengan penuh kesungguhan, harapan, dan harus prognosis yang ad bonam, yang katanya sih, kamu harus bilang ‘wow’, yaitu sooca yang sesuatu banget.


Sooca itu ujian lisan. Pertama kita dateng pagi-pagi. Terus diisolasi dalam ruangan yang kamu Cuma bisa melihat, bernafas, dan pada akhirnya belajar! Atau tidur juga boleh  kalau merasa sudah siap. Ga ada komunikasi elektronik. Bahkan kalau mau makan pun, ntar si penjaga kantinnya yang dateng, terus kita pesen. Bener-bener seperti isolasi DNA ! (?)

Ujiannya diundi. Dapet gelombang berapa. Terus diundi dapet case nomor berapa. Terus dalam waktu 30 menit bikin bahan presentasi di flipchart dengan bermodal spidol. Terus presentasi 20 menit tentang kasus tersebut. Ini yang bikin deg-degan. Tiba-tiba pada tremor lah pas bikin flipchart, gatau harus nulis apa... pada blank lah waktu presentasi gatau harus ngejelasin apa... ga ngerti lagi. belum deg-degan dapet dokter penguji macam apa. yang ‘baik’, ‘sangat baik’, atau ‘terlampau baik’. Ya kayanya yang bikin deg-degan dapet dokter pengujinya deh.

Sms dari senior berdatangan, terutama kaka mentor dan kaka fasil. Intinya menyemangati. Diikuti 
dengan penggalan doa mungkin, atau penggalan ayat mungkin, yang intinya, semangat sooca! Kalian pasti bisa!

Berharap dapet gelombang dua atau tiga, biar ga terlalu awal, tapi, cepet beres. Eh, malah dapet gelombang delapan yang kebagian jam setengah satu. Jadi, diisolasinya lebih lama kan... terus berharap ga dapet case satu atau case empat, eh, alhamdulillah dapet case lima, walau sebenarnya ngarep case tiga atau enam yang persiapannya sangat matang dibanding case yang lain.

Sooca itu, ujian yang paling bisa diharapkan nilainya sebenarnya dibanding mde, atau crp, atau bhp
phop. Tapi, nilai ini diperolehnya menurutku 85% faktor eksternal. Faktor kamu dapet dokter penguji macam apa! Itu saja. Kamu bisa dapet 100, tapi bisa juga dapet nilai yang meruntuhkan jiwa raga karena kecewa.

Target dapet nilai A, yaitu rentang 80-100. Berharap sih A nya yang tingkat tinggi, tapi dapet A tingkat rendah juga udah alhamdulillah harusnya, udah bersyukur. Kan kalau bersyukur nikmatnya bertambah. Kan yang diliat prosesnya. Seneng itu kalau misalkan nilai soocanya naik terus, bukan dari awal udah besar nilainya, soalnya prosesnya kerasa banget, iya ga?

Banyak hikmahnya uts disini. Yang kerasa, pertama, uts itu sebenarnya ga ada apa-apanya. Ga ada 
yang harus ditakutin. Kalau kitanya ada usaha, ada do’a, jelas. Optimislah, uts kali ini ad bonam! Ad bonam! Uts itu Cuma ujian kecil. Kenapa mesti galau ga lulus kalau kamu udah mempersiapkannya dengan baik. Kedua, fokus sama yang udah kita siapin. Yang kerasa tuh, waktu ngeliat temen-temen yang lain pada belajar, terus nanya-nanya, tekanan batinn pisan. Asa aku belum siap apa-apa. padahal sebenarnya yang udah disiapin teh sama aja intinya. Ya walaupun yang aku kurang detail...

Yang ketiga, diatas langit masih ada langit. Atas hasil yang dicapai saat ini, jangan senang, bangga, dan cukup dengan pola belajar yang sekarang, karena ternyata, masih banyak orang yang lebih hebat lagi dari kamu! Perjalanan ini masih sssaaangggaaattt panjjaaaaaang!!

Terus, balik lagi ke sooca tadi. setelah diisolasi 5,5 jam, terus bikin presentasi, terus presentasi case 5 tentang hereditary spherocytosis, kecepetan, tapi gapapa, terus tau hasilnya.

berikut cuplikan kalimat yang keluar dari orang-orang pasca sooca
"Gimana tadi soocanya?"
"Aku dapet A!"
"Alhamdulillah..."
"Dapet case apa?"
"Ih dapet dr.XXXX,"
"Dapet 97!!! Seneng banget!!!!..cieeee"
"Aku Cuma 81, tapi ya alhamdulillah masih A"
"Lulus!!!!"
Hadi gimana?
:`  (gatau harus jawab apa)

Yoyo... masih ada antiklimaks uts.. bhp..phop... dan... mde part 2.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Students Day

6 September 2012, Unpad Ada student day. Ngapain? Ya, ga jelas , pamer UKM, parade fakultas, yang penting sih ketemu temen temen 20, temen temen smp. Hadi kaya anak ayam panda kehilangan induk. bukan, maksudnya ngebaur aja sama fakultas lain. Ke stand-stand bareng ifa sama temen-temennya (faperta), yang temen temennya ternyata sangat ingin masuk fk, dan sindrom itu muncul lagi di kepala. Ketemu temen-temen smp, ifa, pipah, aizzah, qonita, andra, ketemu sama temen-temen dua puluh, sama ichwan, sama endo, sama temennya yang aku kira kevin, sama novi, sama achmad yang ternyata satu fakultas sama andra, ketemunya bareng dan sama-sama manggil, terus pada pa pelong-pelong gitu mereka, manggil orang yang sama, haha, ga ngerti ah. Ketemu sama franklin sama sofah, cerita banyak. malah ngerasa jadi curcol sama mereka about what happen with hadi in FK. Terus cerita kalau mereka udah ketemu sama kakak hadi. dan berita sudah menyebar luas. Yang bodor itu ketemu sama kakak sendiri, tapi g...

Buket Bunga dan Alamat E-mail

Hei, ada yang tau cara merawat bunga tanpa akar itu? Iya, ini pertama kalinya aku dapat buket bunga :3. dari siapa? Ehm ehm tebak. Biasanya, di kampus kalau ada event sesuatu fakultas berubah jadi pasar. Mendanus everywhere, termasuk danus bunga. Jadi, kita bisa pesan bunga untuk dikasih ke seseorang sambil dikasih pesan, dan nama kita bisa dirahasiakan. Terus? Gapapa. Aku cuma mau bilang, bunganya bukan dari danus tsb. Mau ngirim bunga ke siapa emang dan siapa yang mau ngirim bunga ke hadi? Bisa aja sih, buat roomate gitu. Tapi, mendingan dibeli danus makanan kan uangnya ... Terus, bunganya? Apakah bunga ini dikirim lewat e-mail seperti judul di atas..?  Ya kali. Bermula dari semua keacuhan. Selain berubah jadi pasar, saat-saat lecture adalah saat yang tepat untuk publikasi dan juga oprec lalala. Nah, saat itu pendkesma lagi muterin oprec lomba Padjadaran Berprestasi Summit.  Ada 7 mata lomba disana. Nah, si aku ini iseng aja nulis, jadi engganya ikut gimana nt...

Terlahir (terlatih) bisa Fisika

Kalau dipikir fisika itu ga ada gunanya. Eh, lebih tepatnya, ga nyata dalam kehidupan sehari-hari. Buat apa kita mengukur volume batu? Menghitung gaya normal si batu, lalu sudut elevasi yang tepat agar batu itu bisa dilempar lalu jatuh berada pada jarak 1m dari sisi sungai, lalu sesuai gaya archimedes, batu menggantikan volume air yang loncat sesuai dengan volume yang tercelupnya, lalu kemudian tenggelam dengan percepatan dan kecepatan tertentu, dipengaruhi oleh gaya gesek dengan air? Kalau dibilang buat digunakan sehari-hari, sepertinya gak usah belajar secara teoritis, nyatanya, kegiatan yang berhubungan dengan fisika itu adalah kegiatan yang terlatih, bukan terdidik. Tukang bangunan, terlatih bisa menerapkan fisika. Dia tahu kecepatan awal yang tepat agar batu bata yang dia lempar pada kawan diatasnya bisa menangkapnya. Temannya yang diatas juga sudah bisa memperkirakan pada detik ke berapa dia harus menangkap setelah kawannya melempar. Pemain bola basket juga sudah bisa memperkir...