Allah akan menolong mereka yang menolong agama-Nya
malam, sebelum berganti hari,
posting-posting sebelumnya seolah-olah 'diary' hadi di fk, posting kali ini, sepertinya iya. oke, sebenernya ga ingin blog jadi tempat curhat. Tempat berbagi, perhalus kata ya.
jadi ceritanya, sebagai manusia yang sedang beradaptasi dan berusaha survive di lingkungan baru, hadi bukanlah tipikal orang yang suka jadi pusat perhatian. tipe adaptasi dan surviveku berbeda. tapi, bukan tipikal yang suka cari aman juga. sebagai introvert (?)dan manusia pemalu (?), sekali lagi, bukan orang yang suka jadi pusat perhatian. mungkin, dengan membaca keadaan, lalu aku harus bisa menjadi pembeda, atau punya khas, dengan caraku sendiri ( iya gitu?). ya, mungkin seperti waktu adaptasi di duapuluh lah... seperti itu.
Rencananya, aku ingin mencoba adaptasi cara baru, yaitu dengan sok aktif tea. proaktif lah. tapi ternyata, sekali lagi, ga bisa, bukan tipe seperti itu, jadi aku kembali dengan caraku sendiri lagi. begitulah jadi diri sendiri. sebenernya bisa, tapi mungkin efek datang sendiri ga kenal siapa-siapa, ga ada teman mantan satu almamater.
dan judul posting ini sudah mengindikasikan apa yang terjadi. ya, jadi pusat perhatian.
kemarin, tanggal 26, ada mabim jam empat. Karena satu dan lain hal yang tidak bisa dipaparkan, aku telat datang. telat itu, sesuatu yang.. apa ya.. ngerti lah pokoknya. harus ngerti. sebagai maba, mabim itu harusnya kebutuhan. tapi, aku malah datang telat. tentu saja beralasan. melakukan sesuatu itu harus ada alasannya, harus ada landasannya.
dengan bermodal surat izin telat, dan juga keberanian tentunya, jam lima, aku masuk ruangan yang hening, karena sedang menyimak sang pembicara. Sang pembicara mempersilakan aku masuk dan duduk. Aku berdiri, diam, melihat, semua mata heran tertuju padaku. jreng-jreng. aku lagi nyari temen yang tadi udah ngetag bangku buat aku.
menjadi pusat perhatian itu butuh keberanian.
usai mabim, teman-teman yang cukup kenal dekat hadi bertanya, kepo lah, kenapa aku telat. kok bisa telat masuk ke mabim. praduga bermunculan. mereka mengira aku ketiduran di kamar dan lupa ada mabim hari ini. terus temen sekamar gatau hadi mabim, karena mereka bidan sehingga gatau jadwal hadi hari itu. Bukan, bukan karena itu.
esoknya, tanggal 27, aku sudah merencanakan seapik mungkin agar hari ini tidak menjadi pusat perhatian sejak awal bulan yang lalu. aku tidak berharap apapun yang terjadi pada hari ini terjadi seperti yang terjadi pada temanku kemarin. klarifikasi, ini kejadian biasa. bukan apa-apa, ya. awalnya, semua berjalan seperti yang diharapkan. tapi ternyata, terbongkar juga. dan aku gatau, siapa yang membuat hal ini terjadi. Allah. Iya.. tapi lewat siapanya, ini masih misteri buat hadi.
Memang ada apa?
malam, sebelum berganti hari,
posting-posting sebelumnya seolah-olah 'diary' hadi di fk, posting kali ini, sepertinya iya. oke, sebenernya ga ingin blog jadi tempat curhat. Tempat berbagi, perhalus kata ya.
jadi ceritanya, sebagai manusia yang sedang beradaptasi dan berusaha survive di lingkungan baru, hadi bukanlah tipikal orang yang suka jadi pusat perhatian. tipe adaptasi dan surviveku berbeda. tapi, bukan tipikal yang suka cari aman juga. sebagai introvert (?)
Rencananya, aku ingin mencoba adaptasi cara baru, yaitu dengan sok aktif tea. proaktif lah. tapi ternyata, sekali lagi, ga bisa, bukan tipe seperti itu, jadi aku kembali dengan caraku sendiri lagi. begitulah jadi diri sendiri. sebenernya bisa, tapi mungkin efek datang sendiri ga kenal siapa-siapa, ga ada teman mantan satu almamater.
dan judul posting ini sudah mengindikasikan apa yang terjadi. ya, jadi pusat perhatian.
kemarin, tanggal 26, ada mabim jam empat. Karena satu dan lain hal yang tidak bisa dipaparkan, aku telat datang. telat itu, sesuatu yang.. apa ya.. ngerti lah pokoknya. harus ngerti. sebagai maba, mabim itu harusnya kebutuhan. tapi, aku malah datang telat. tentu saja beralasan. melakukan sesuatu itu harus ada alasannya, harus ada landasannya.
dengan bermodal surat izin telat, dan juga keberanian tentunya, jam lima, aku masuk ruangan yang hening, karena sedang menyimak sang pembicara. Sang pembicara mempersilakan aku masuk dan duduk. Aku berdiri, diam, melihat, semua mata heran tertuju padaku. jreng-jreng. aku lagi nyari temen yang tadi udah ngetag bangku buat aku.
menjadi pusat perhatian itu butuh keberanian.
usai mabim, teman-teman yang cukup kenal dekat hadi bertanya, kepo lah, kenapa aku telat. kok bisa telat masuk ke mabim. praduga bermunculan. mereka mengira aku ketiduran di kamar dan lupa ada mabim hari ini. terus temen sekamar gatau hadi mabim, karena mereka bidan sehingga gatau jadwal hadi hari itu. Bukan, bukan karena itu.
esoknya, tanggal 27, aku sudah merencanakan seapik mungkin agar hari ini tidak menjadi pusat perhatian sejak awal bulan yang lalu. aku tidak berharap apapun yang terjadi pada hari ini terjadi seperti yang terjadi pada temanku kemarin. klarifikasi, ini kejadian biasa. bukan apa-apa, ya. awalnya, semua berjalan seperti yang diharapkan. tapi ternyata, terbongkar juga. dan aku gatau, siapa yang membuat hal ini terjadi. Allah. Iya.. tapi lewat siapanya, ini masih misteri buat hadi.
Memang ada apa?
Komentar
Posting Komentar