Langsung ke konten utama

The Sixth S

Akhirnya hari itu pun sudah terlewati, dan tinggal dua kali S lagi setidaknya kami lega bahwa kami sudah berhasil hidup bertahan di hutan :') .lebay. Belum tau aja dalamnya samudra Hindia dan Pasifik yang kemudian harus kami lewati, tekanannya tinggi banget.

S keenam ini keliahatan banget begonya saya didepan dokter penguji. Ya gimana engga, kalau alhamdulillah saya dapet case yang saya lepas. Terharu pake banget sambil dalam hatinya meringis menangis. 

Awalnya udah punya feeling bakal dapet case itu karena dari pengalaman S ke 2 hingga S ke 5 saya selalu dapat case 1 atau 4 sistem pertama di semester tsb. Jika memang begitu semsester depan saya belajar GIS aja #eh.

Dan beneran aja pas buka soal yang saya cari pertama adalah tulisan Diagnosis. Allah, saya dapat case ini, case yang engkau tahu bahwa hamba benar-benar memasrahkannya pada Mu. 

Panik
banget
saya gatau saya mau story telling apa nanti dihadapan dokter pengujinya.
bahkan saya gatau harus nulis apa.
Sedih
pokoknya
begitulah

Padahal saya sudah beneran kapok ga akan menunda-nunda belajar lagi huhu :(. Tapi tetap saja. Saya menyadari ada fase dimana saya sudah ada di tahap menyerah dalam belajar. Menyerah. Menyerah.

Saat saya latihan case lain, hampir semuanya butuh lebih dari 20 menit. Kali ini berbeda, saya hanya butuh 13 menit saja saking gatau mau ngomon apa apa :"

Ya pada akhirnya di ruang ujian pun saya berusaha tersenyum. Tersenyum di depan dokter penguji saking ga tau apa-apa. Jelas banget. Concept map dan path2 nya dibantai habis-habisan sama dokternya. Allah, saya benar-benar hanya bisa tersenyum sambil istighfar saat itu.

"Belajar lagi ya dek,"

Iya dok. Sudah jadi kewajiban. 

dan lagi, memori terlempar kedua tahun yang lalu. Pertanyaan yang sama. " Menurutmu bagaimana?"
ditambah kata "lulus atau tidak?"

Keterlaluan kalau saya minta lebih. Bahkan ini lebih dari cukup saat kamu benar-benar tidak tahu apa-apa dan Allah masih memberi kemudahan. Ya walau dibantai habis-habisan sama dokternya setidaknya saya dapat banyak koreksi dari beliau-beliau.

Setidaknya saya bisa mengalami gimana rasanya dapet case yang saya lepas. Gimana rasanya saya gatau mau nulis dan mau ngomong apa. gimana rasanya panik saat bikin flipchart, gimana rasanya dilupakan hafalan saya oleh Allah sesaat dan gimana rasanya Allah mengembalikannya dalam bentuk lain. Dan saya harap cuma sekali ini saja saya melakukan hal itu.

Iya, untungnya saat lihat soalnya, fase denial saya ga lama-lama banget. Langsung ke tahap acceptance dan move up. Saya harus berani melewati hari itu. 

dan sekarang, hari itu sudah terlewati. Hari yang ditunggu-tunggu. Ingin cepat mengakhiri penderitaan itu tapi belum siap melewatinya, Rasanya ingin tidak sadarkan diri saja saat itu. 

Maka wajar bila di tulisan sebelumnya, mengahadapi S seperti akan mati saja. Kami tahu dia dekat dan cepat datang, namun kami selalu beralasan belum siap dan masih saja belum bersiap-siap.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Students Day

6 September 2012, Unpad Ada student day. Ngapain? Ya, ga jelas , pamer UKM, parade fakultas, yang penting sih ketemu temen temen 20, temen temen smp. Hadi kaya anak ayam panda kehilangan induk. bukan, maksudnya ngebaur aja sama fakultas lain. Ke stand-stand bareng ifa sama temen-temennya (faperta), yang temen temennya ternyata sangat ingin masuk fk, dan sindrom itu muncul lagi di kepala. Ketemu temen-temen smp, ifa, pipah, aizzah, qonita, andra, ketemu sama temen-temen dua puluh, sama ichwan, sama endo, sama temennya yang aku kira kevin, sama novi, sama achmad yang ternyata satu fakultas sama andra, ketemunya bareng dan sama-sama manggil, terus pada pa pelong-pelong gitu mereka, manggil orang yang sama, haha, ga ngerti ah. Ketemu sama franklin sama sofah, cerita banyak. malah ngerasa jadi curcol sama mereka about what happen with hadi in FK. Terus cerita kalau mereka udah ketemu sama kakak hadi. dan berita sudah menyebar luas. Yang bodor itu ketemu sama kakak sendiri, tapi g...

Buket Bunga dan Alamat E-mail

Hei, ada yang tau cara merawat bunga tanpa akar itu? Iya, ini pertama kalinya aku dapat buket bunga :3. dari siapa? Ehm ehm tebak. Biasanya, di kampus kalau ada event sesuatu fakultas berubah jadi pasar. Mendanus everywhere, termasuk danus bunga. Jadi, kita bisa pesan bunga untuk dikasih ke seseorang sambil dikasih pesan, dan nama kita bisa dirahasiakan. Terus? Gapapa. Aku cuma mau bilang, bunganya bukan dari danus tsb. Mau ngirim bunga ke siapa emang dan siapa yang mau ngirim bunga ke hadi? Bisa aja sih, buat roomate gitu. Tapi, mendingan dibeli danus makanan kan uangnya ... Terus, bunganya? Apakah bunga ini dikirim lewat e-mail seperti judul di atas..?  Ya kali. Bermula dari semua keacuhan. Selain berubah jadi pasar, saat-saat lecture adalah saat yang tepat untuk publikasi dan juga oprec lalala. Nah, saat itu pendkesma lagi muterin oprec lomba Padjadaran Berprestasi Summit.  Ada 7 mata lomba disana. Nah, si aku ini iseng aja nulis, jadi engganya ikut gimana nt...

Terlahir (terlatih) bisa Fisika

Kalau dipikir fisika itu ga ada gunanya. Eh, lebih tepatnya, ga nyata dalam kehidupan sehari-hari. Buat apa kita mengukur volume batu? Menghitung gaya normal si batu, lalu sudut elevasi yang tepat agar batu itu bisa dilempar lalu jatuh berada pada jarak 1m dari sisi sungai, lalu sesuai gaya archimedes, batu menggantikan volume air yang loncat sesuai dengan volume yang tercelupnya, lalu kemudian tenggelam dengan percepatan dan kecepatan tertentu, dipengaruhi oleh gaya gesek dengan air? Kalau dibilang buat digunakan sehari-hari, sepertinya gak usah belajar secara teoritis, nyatanya, kegiatan yang berhubungan dengan fisika itu adalah kegiatan yang terlatih, bukan terdidik. Tukang bangunan, terlatih bisa menerapkan fisika. Dia tahu kecepatan awal yang tepat agar batu bata yang dia lempar pada kawan diatasnya bisa menangkapnya. Temannya yang diatas juga sudah bisa memperkirakan pada detik ke berapa dia harus menangkap setelah kawannya melempar. Pemain bola basket juga sudah bisa memperkir...