Ada suatu saat ketika saya melihat diri saya dalam wujud orang lain. Tapi itu dulu, diri yang dulu.
Dahulu saya begitu. Jika itu hebat, apa hebatnya bila sekarang saya tidak seperti dulu. Itu kan dulu yang hebat, bukan sekarang yang hebat. Jika itu biasa saja, apa hebatnya pula bila sekarang berbeda?
Bukan itu.
Titik awitan pemikiran ini sudah sejak lama. Ketika orang bilang bahwa tidak ada yang pasti, semua akan berubah. Yang pasti adalah perubahan itu sendiri. Titik pertanyaan saya adalah, apa yang membuat saya berubah? Apa yang membuat saya melakukan hal itu dan sekarang tidak? Apa yang membuat saya melakukannya sekarang sementara dahulu tidak?
Apakah itu karena dasar suka dan tidak suka?
Sejak saya tahu bahwa pemandangan yang saya lihat sekarang, rupanya dahulu tidak seperti itu. "Dulu beliau tidak seperti itu loh, Had. Semenjak disini dia jadi begitu." Mendengar itu saya sedikit tidak percaya. Apalagi yang berkata. Karena dia tahu dahulu seperti apa, dan nyata perubahan pada orang itu baginya.
" Kamu percaya ga, kalau dulu, Hadi seperti orang itu sekarang, dan sekarang Hadi merasa seperti orang itu di masa lalunya?"
"Iya gitu? Maksudnya tukeran kepribadian?" Tentu saja bukan.
"Kok bisa?"
Entahlah. Hal itu sangat mengganggu pikiran saya. Saya selalu bertanya, kenapa dahulu saya begitu? Kenapa sekarang dia bisa begitu sementara saya tidak? Kenapa sekarang saya bersikap seperti ini? Benarkah seseorang berlaku atas dasar suka? Atas dasar pengaruh lingkungan? Atas dasar pemahaman?
"Had, kok mau sih bela belain datang kemari hanya untuk ini?"
Dia bilang 'hanya untuk ini?'. Jika ini adalah saya yang dulu, mungkin saya akan kesal padanya, karena 'ini bukan hanya!' Saya banyak ambil peran darinya. Tapi saya sekarang punya jawaban yang berbeda. Yang ga keren samsek.
"Gatau atuh ya. Hadi sudah pesiun,"
Dan semua pun jadi bingung.
"Gatau atuh ya. Hadi sudah pesiun,"
Dan semua pun jadi bingung.
Komentar
Posting Komentar