Sebuah tempat yang terletak di gunung Tsur, saksi atas sebuah peristiwa.
Setelah Nabi bertemu dengan Abu Bakar di tengah jalan, mereka lalu jalan bersama-sama menuju Gunung Tsur. Dalam perjalanan itu, Abu Bakar sebentar berjalan di muka Nabi, sebentar di belakang beliau, lalu di kanan, dan sebentar di kiri, demikianlah sampai berulang-berulang. Oleh karena itu, Nabi bertanya kepadanya,
“ ada apa wahai Abu Bakar? Aku tidak mengerti perbuatanmu ini,”
Abu Bakar menjawab, “Ya Rasulullah, saya teringat akan pengintai maka saya di muka engkau dan saya ingat akan pencari maka saya ada di belakang engkau; sekali saya di kanan engkau dan sekali di kiri engkau”
Mereka sampai di Gunung Tsur pada malam hari. Abu Bakar masuk ke dalam gua itu terlebih dahulu, sedangkan Nabi masih di luar. Hal itu dilakukan kepada abu bakar karena cintanya pada beliau. Abu Bakar membersihkan bagian dalam gua itu, dengan maksud kalau-kalau ada binatang liar atau ular di dalamnya, karena gua Tsur terkenal dengan banyak binatang dan ular berbisa di dalamnya.
Diriwayatkan, bahwa ketika Abu bakar memindahkan batu-batu kerikil, ia mengoyak pakaiannya secarik demi secarik, lalu menggunakannya untuk memindahkan batu, kalau-kalau yang dipegangnya adalah ular. Namun, ketika seluruh pakaiannya habis, dia menendang batu dan tiba-tiba kakinya digigit ular kecil yang ternyata ada di bawah batu itu. Tetapi, pada saat itu ia diam. Selanjutnya, setelah selesai membersihkan bagian dalam gua itu, ia keluar mempersilakan Nabi masuk kedalamnya. Sesudah beliau masuk, karena capainya, beliau segera tertidur di atas pangkuan Abu Bakar.
Setelah Nabi saw tertidur dengan pulasnya, sedangkan bekas gigitan ularnya masih terasa sakit, Abu bakar mencucurkan air mata sehingga menetes ke muka Nabi saw. Dengan terkejut beliau bangun dan menanyakan sahabatnya perihal apa ia menangis. Maka, saat terbit fajar, beliau memeriksa luka Abu Bakar, lalu mengusapnya. Seketika itu, lenyaplah luka dan bengkaknya.
Sementara kaum musyrikin Quraisy tidak berhasil mencapai maksudnya, pada hari itu juga, pemuka-pemuka mengadakan rapat akbar. Yang menghasilkan keputusan untuk memanggil para ahli pencari jejak. Selain itu, mereka pun memutuskan barang siapa yang dapat memancung kepala Muhammad sampai dapat membawanya di muka mereka, akan dihadiahi 100 ekor unta.
Setelah mengetahui bahwa Nabi pergi bersama Abu Bakar, sahabat terdekatnya, dan teloah menemukan bekas tapak Nabi dan abu Bakar, para ahli pencari jejak mengikuti tapak kaki itu hingga akhirnya terputuslah jejaknya di Gua Tsur. Kemudian, mereka kebingungan, apakah ke kanan, atau ke kiri. Apakah selanjutnya masuk ke dalam gua, ataukah naik ke atas gua? Mereka berselisih satu sama lain tentang hal itu.
Seketika itu juga, Allah menyuruh laba-laba yang beribu banyaknya untuk membuat sarang di muka gua Tsur dan merpati-merpati liar supaya sama bersarang dan bertelur di muka gua.
Seandainya Muhammad dan Abu Bakar masuk ke dalam gua itu, sudah pasti banyak telur burung merpati pecah dan sarng-sarngya rusak, padahal, tidak ada satu pun telur yang pecah dan sarang-sarang itu masih penuh di muka gua. Ah, tidak mungkin Muhammad dan Abu Bakar masuk ke dalam gua itu. Lebih-lebih burung-burung merpati itu akan bubar jika ada orang masuk ke dalam gua itu, sedangkan kenyataanya, mereka masih ada.
Demikianlah perkataan-perkataan dan sangkaan-sangkaan para ahli pendapat jejak itu. Kemudian timbullah perselisihan pendapat, sedangkan salah seorang dari mereka mencoba mengintip ke dalam gua,tetapi merpati di muka lalu terbang. Ada yang naik ke puncak gunung, untuk memastikan.
Adapun nabi Muhammad dan Abu Bakar yang di dalam gua itu mendengar dengan jelas semua perkataan dan percakapan mereka dan melihat juga akan rupa orang-orang yang ada di luar, sebagian di atas gua dan sebagian di muka gua. Sedikit pun Nabi tidak merasa cemas, khawatir, atau takut kepada mereka karena beliau percaya bahwa Allah akan menolongnya. Adapun Abu Bakar, ketika mengangkatkan kepalanya ke atas, beliau melihat orang-orang di atas gua lalu berkata, “jika mereka melihat kakinya ke bawah atau menundukkan kepalanya, tentu dengan segera melihat kita ada di sini, bukan?”
Nabi bersabda, “ janganlah engkau menyangka bahwa aku ini hanya berasamamu, janganlah bersusah hati, tetapi sesungguhnya Allah bersama kita bukan? Selamanya Dia akan melindungi kita.”
Setelah itu, lenyaplah kekhawatiran, dan kecemasannya.
Akhirnya, para ahli jejak dan kaum Quraisy kembali dengan tangan hampa serta hati kesal.
Nabi dan Abu Bakar bersembunyi dalam gua itu sampai tiga hari tiga malam. Selama itu, mereka tidak kekurangan makan dan minum, karena diberi bantuan dari luar gua, yaitu oleh anak Abu Bakar, Abdullah dan Asma’ serta Amir bin Fuhairah, pembantu Abu Bakar.
Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita." Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Komentar
Posting Komentar