Sangat (tidak) terasa, 9 minggu di stase obgyn udah lewat. Padahal rencananya udah mau nulis ini ketika akhir obgyn, tapi saya terlalu terlena dengan kegabutan minggu terakhir, dan nulis ini pun disela-sela kehektikan kegelehan stase kulit kelamin.
Overall, saya suka banget stase obgyn. Padahal awalnya, saya takut banget stase ini. Tapi ternyata, stase ini justru menurut saya paling jelas ilmunya, terlalu mikir kaya ipd.. engga, terlalu banyak tindakan kaya bedah.. engga. Dan pasiennya perempuan. Justru setelah lewat stase obgyn.. saya ingin banget jadi SpOG, -walau masih takut-takut- beneran. Ya ga banyak dapet tindakan juga sih.. bahkan akhir-akhir nya saya udah males banget buat jaga. Buat bantu partus. Bahkan buat lihat aja udah engga mau.
Di obgyn, saya inget ibu saya yang seorang grande multipara.
Grande Multipara adalah sebutan untuk ibu berstatus obstetri P4Ax , atau sederhananya yang sudah pernah melahirkan 4x. Ketika seorang ibu grande multipara hamil, banyak risiko yang menyertai kehamilan dan persalinannya. Seperti perdarahan antepartum, perdarahan postpartum, kelainan letak, dll. apalagi ibu grande multipara merupakan ibu berisiko tinggi karena biasanya ibu memiliki anak dengan jeda kurang dari 2 tahun (terlalu cepat), usia sudah lebih dari 35 tahun (terlalu tua) dan terlalu banyak anak. Karena risiko yang tinggi sementara indonesia ikut serta dalam mdgs dan sdgs, bervisi menurunkan angka kematian ibu dan anak, untuk niatan itulah program keluarga berencana menjadi penting, disamping mengendalikan pertambahan kuantitas. Saya sih setuju, ketika kuantitas tidak berbanding lurus dengan kualitas maka harus berbuat sesuatu.
Saya anak ke 2 dari 8 bersaudara, which is ibu saya adalah seorang grande multipara di era kampanye 2 anak lebih baik, laki perempuan sama saja. Apakah penyulit penyulit itu ada?
Hamdalah, saya dan saudara saudara saya lahir secara spontan dan aterm di bidan tanpa kekurangan berat badan lahir maupun hal lain dan ibu tanpa penyulit apapun termasuk luka jahit di jalan lahir. Secara kondisi fisik, ibu saya memang dalam keadaan sehat dan baik ketika hamil.
Ibu saya bukan nya tidak memahami tentang hal hal diatas dan tidak tahu tentang program kb, pun bukan penganut banyak anak, tapi ibu saya terlalu berani mengambil risiko menjadi seorang ibu 8 anak. Bukan hanya risiko hamil dan lahir, tapi juga setelahnya berada di dunia.
Kata siapa banyak anak jadi sulit ekonomi? Rasul bilang banyak anak banyak rezeki. Bukan lantas anak menjadi sumber pekerjaan atau dijual. Tapi karena mereka paham ketika Allah memberi nyawa pada jasad, Allah lah yang memberikan nyawa dan jasad itu hidup dan kehidupan, pun masalah rezeki. Orangtua hanya perlu berikhtiyar. Yang kemudian menjadikan mereka adalah seorang yang pekerja keras.
Bukan hanya masalah materi, tapi juga masalah pengasuhan dan pendidikan. Kata siapa banyak anak perhatian tidak terbagi secara adil dan merata? Kata siapa banyak anak menjadikan mereka jadi seorang yang tidak terdidik? Itu hanya untuk para grande multipara yang tidak siap dan tidak paham risiko. Yang lari dari keberanian mengambil risiko.
Saya dan kakak serta adik adik sangat senang bertengkar. Tapi tak menjadikan kami seorang yang tidak berpendidikan. Saya mendapat perhatian yang cukup dan sesuai dengan usia. Pernah sesekali salah satu dari kami merasa tidak mendapatkan perhatian, tapi itu ketika kami masih bocah. Seiring bertambah dewasa, kami masing masing tahu peran kami sebagai kakak dan adik bagi yang lain.
Apa yang membuat ibu berani menjadi grande multipara?
Kemuliaan menjadi seorang ibu dari anak anak yang sholeh. Solusi dari ketidaksejalanan kualitas dan kuantitas adalah menyelaraskan kuantitas dengan kualitas. Kenapa tidak?
Salah satu dari amal yang tidak terbatas dimensi alam adalah doa anak sholeh untuk orang tuanya. Banyak anak sholeh, kenapa tidak?
Kami menjadi investasi akhirat terbesar untuk otangtua kami, dan lebih jauh untuk bangsa dan agama. Kenapa tidak?
Asal kami semua mau, menjadi keluarga yang mendukung selamat di dunia dan akhirat,
Tidak ada yang salah menjadi grande multipara, dengan syarat dan ketentuan berlaku.
Bahkan, jika ibuku dan ibu kita bukan grande multipara pun kita tetep harus jadi investasi terbaik orangtua kita, terbaik dunia apalagi akhirat.
Daan.. yang memberikan kita hidup kehidupan bukan orangtua kita.. pun hidup rupanya bukan keinginaan kita
Bahkan ibu saya ga pernah berpikiran punya 8 orang anak yang salah satunya wujudnya seperti saya ini.
Kalau lihat ibu partus, duh kadang kalau lagi melow suka sedih, ngebayangin nahan sakitnya, dan betapa bahagia lihat anak yang baru lahir. Ya walaupun kadang kesel juga kalau lagi cape. Banyak pasien. Cape karena koas ga boleh tidur. Takut digerebeg residen, konsulen, dan gubernur.
Komentar
Posting Komentar