Ini bukan cerita tentang film nya naruto yang terakhir. Yang naruto nya kelihatan gagah dan sasuke nya cuma muncul selewat. Dan ga penting.
The last adalah tentang ujian sooca terakhir si gue di nangor, yak. Last sooca in nangor, really last. Walaupun sooca ga akan pernah berakhir dengan berbagai macam bentuknya.
Ujian ini gak akan pernah kalah pamor dengan ujian lainnya, selalu jadi trending topic tiap uas. Sebelum, sedang, dan sesudah. Dengan segala macam kepanikan stress dan bumbu - bumbu ketegangan lainnya.
Dan ujian ini selalu bikin si gue kapok dan akan bilang, "ini sooca tertidaksiapku," sebelumnya dan sesudahnya, "sooca sistem depan ga akan kayak gini lagi. Habis case mau langsung ngedraft, terus ga akan lepas case." You know what happen in next 6 months. Ucapan yang sama yang menandakan tiada perubahan. Tidak patut ditiru ya.
Begitupun sooca hari ini.
Sooca terakhir di nangor dengan amat menyesal tidak ditutup dengan baik, tapi dengan ucapan Alhamdulillah, saya masih dikasih nikmat oleh Allah tercinta. Pasalnya, sooca di tahun 3 ini, saya dapat kasus yang saya ga baca dan kasus yang sedikit berbeda dari tutorial. Padahal udah ga usum yang namanya lepas case. Hadeh~
Dari mimpi dan dari pilot study sebelumnya, saya selalu dapat case 1 atau case 4 sistem pertama semester tsb. Jadi saya pun memfokuskan belajar lebih pada case peptic ulcer dan marasmus. Namun apalah daya, takdir Allah diatas segalanya termasuk pilot study saya. Saya dapat kasus hemorrhoid yang dimana itu adalah sebagian kasus nomor 5 di sistem gis. Sebagian ya, sebagian.
Panik lagi kan.
Karena masalah utamanya: ga belajar optimal kasus itu.
Apalagi kasus itu karena sebagian dari kasus ke 5 gis yang dibarengin sama kanker kolon jadinya pendek banget yang bikin saya takut banyak yang kurang poin2 yang harus dijelasinnya.
Dan sebacot bacotnya pun, presentasi saya saat itu ga lebih dari 10 menit. Antara amazing dan worrying. Selesai ngebacot itu, saya keluar dengan lemas dan saya takut banget ga lulus. Setakut itu. Saat dipanggil lagi, saya dapat saran yang baik dari dokternya. Walaupun nilainya ga memuaskan, tapi itu nikmat ga terkira saat akhirnya kamu lepas dari penderitaan dan mendapat kemudahan dari Allah dalam bentuk yang berbeda. Mungkin Allah ga ngasih saya case yang saya bisa. Tapi Allah ngasih saya kemudahan lain dalam bentuk dokter yang baik hati mau meluluskan mahasiswanya yang ga belajar dengan optimal. Dan poin pentingnya adalah, "bahwa sebenarnya tanpa belajar saja kamu bisa, apalagi kalau belajar dengan baik kan?"
Bersyukur. Karena orang lain belum tentu bisa melewati hari ini dengan baik. bersyukur, karena orang lain belum tentu bertahan di posisi mu berada sekarang.
Alhamdulillah wa laa hawla wa laa quwwata illaa billah.
Komentar
Posting Komentar