Langsung ke konten utama

Jujur

Baru banget beres ngerjain tugas essay yang deadlinenya nanti jam 12.

Tadinya saya ingin dengan sepenuh hati mengerjakan tugas tersebut. Ingin menulis banyak dan baik tentang tema yang sudah ditentukan: kejujuran.

Salahkah saya ingin mengerjakannya dengan sepenuh hati dan dengan baik seperti halnya mengerjakan "draf soka" dan proposal skripsi?

Karena ini tentang kejujuran, maka sejujurnya saya kesal pake tambah tambah. Bukan hanya saya, hampir semua teman-teman merasa rasa hal yang sama. Kesal pake tambah tambah. Tugas ekstramural yang diminta adalah membuat essay 4 halaman penuh folio dan video wawancara di jalan tertentu tentang kejujuran, ini macam tugas anak skala sd smp. Bukan bentuk tugasnya yang essay atau videonya, tapi temanya yang seolah-olah menunjukkan bahwa kita sebagai mahasiswa tingkat akhir ga ada beda pengetahuan dan tindakannya dengan anak sd smp, dan tugasnya itu sendiri yang deadline nya deket deketan dengan jadwal ujian dan submit proposal. Ada skripsi aja buat sebagian orang kesal. Bukan karena skripsinya, tapi karena jadwalnya yang ngeselin, kurasa.

Tanpa harus saya ceritakan asal muasal dari munculnya tugas tersebut, Anda bisa menebak mengapa, bebas dengan dugaan apapun. Tugas ini untuk jadi nilai bagi sesuatu yang sulit dinilai dengan teori dan ujian uas pun dengan tugas essay dan video ini.

Tapi saya mengerti sulitnya "mengijtihadkan" bentuk penilaian untuk matkul yang satu semester sks nya paling banyak 2, soal ujiannya ga pernah ada jawaban yang benar maupun salah, tapi amalannya berat dan bisa jadi batu sandungan.

Jadi, saya pikir saya ga salah untuk mengerjakannya dengan baik dan sepenuh hati. Toh ga ada guna juga ngerjain sambil marah-marah. Itu pilihan mau membuatnya seasal jadi atau seasal bagus. Toh bagaimana jika memang benar bahwa saya ga ada bedanya dengan anak sd smp terkait kejujuran?

Toh pada akhirnya kita hepi hepi aja ngerjain videonya. Ujung2nya pada bonding grup tutor semua kayanya.

Dan tetap saja saya tidak dengan baik mengerjakan tugas essaynya, karena baru ngerjain malam deadline yang tadinya berniat menmbuatnya seperti mahakarya yang akan dilombakan.

Tuh, kan!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Students Day

6 September 2012, Unpad Ada student day. Ngapain? Ya, ga jelas , pamer UKM, parade fakultas, yang penting sih ketemu temen temen 20, temen temen smp. Hadi kaya anak ayam panda kehilangan induk. bukan, maksudnya ngebaur aja sama fakultas lain. Ke stand-stand bareng ifa sama temen-temennya (faperta), yang temen temennya ternyata sangat ingin masuk fk, dan sindrom itu muncul lagi di kepala. Ketemu temen-temen smp, ifa, pipah, aizzah, qonita, andra, ketemu sama temen-temen dua puluh, sama ichwan, sama endo, sama temennya yang aku kira kevin, sama novi, sama achmad yang ternyata satu fakultas sama andra, ketemunya bareng dan sama-sama manggil, terus pada pa pelong-pelong gitu mereka, manggil orang yang sama, haha, ga ngerti ah. Ketemu sama franklin sama sofah, cerita banyak. malah ngerasa jadi curcol sama mereka about what happen with hadi in FK. Terus cerita kalau mereka udah ketemu sama kakak hadi. dan berita sudah menyebar luas. Yang bodor itu ketemu sama kakak sendiri, tapi g...

Buket Bunga dan Alamat E-mail

Hei, ada yang tau cara merawat bunga tanpa akar itu? Iya, ini pertama kalinya aku dapat buket bunga :3. dari siapa? Ehm ehm tebak. Biasanya, di kampus kalau ada event sesuatu fakultas berubah jadi pasar. Mendanus everywhere, termasuk danus bunga. Jadi, kita bisa pesan bunga untuk dikasih ke seseorang sambil dikasih pesan, dan nama kita bisa dirahasiakan. Terus? Gapapa. Aku cuma mau bilang, bunganya bukan dari danus tsb. Mau ngirim bunga ke siapa emang dan siapa yang mau ngirim bunga ke hadi? Bisa aja sih, buat roomate gitu. Tapi, mendingan dibeli danus makanan kan uangnya ... Terus, bunganya? Apakah bunga ini dikirim lewat e-mail seperti judul di atas..?  Ya kali. Bermula dari semua keacuhan. Selain berubah jadi pasar, saat-saat lecture adalah saat yang tepat untuk publikasi dan juga oprec lalala. Nah, saat itu pendkesma lagi muterin oprec lomba Padjadaran Berprestasi Summit.  Ada 7 mata lomba disana. Nah, si aku ini iseng aja nulis, jadi engganya ikut gimana nt...

Terlahir (terlatih) bisa Fisika

Kalau dipikir fisika itu ga ada gunanya. Eh, lebih tepatnya, ga nyata dalam kehidupan sehari-hari. Buat apa kita mengukur volume batu? Menghitung gaya normal si batu, lalu sudut elevasi yang tepat agar batu itu bisa dilempar lalu jatuh berada pada jarak 1m dari sisi sungai, lalu sesuai gaya archimedes, batu menggantikan volume air yang loncat sesuai dengan volume yang tercelupnya, lalu kemudian tenggelam dengan percepatan dan kecepatan tertentu, dipengaruhi oleh gaya gesek dengan air? Kalau dibilang buat digunakan sehari-hari, sepertinya gak usah belajar secara teoritis, nyatanya, kegiatan yang berhubungan dengan fisika itu adalah kegiatan yang terlatih, bukan terdidik. Tukang bangunan, terlatih bisa menerapkan fisika. Dia tahu kecepatan awal yang tepat agar batu bata yang dia lempar pada kawan diatasnya bisa menangkapnya. Temannya yang diatas juga sudah bisa memperkirakan pada detik ke berapa dia harus menangkap setelah kawannya melempar. Pemain bola basket juga sudah bisa memperkir...