Setelah melewati satu bulan yang dirasa lama padahal sebentar, yang dirasa sebentar padahal lama, yang jelas.. ini salah satu 4 minggu atau sekitar 5 minggu yang tak ingin aku lupakan..
sekarang sudah jelas, apa itu pengorbanan, apa itu disiplin, apa itu tugas, apa itu teman, yah terjawab dalam pengalaman satu bulan, aku yakin, yang berusaha akan merasakan buahnya.. ketika kita akan mendapat apa yang kita usahakan (An-Najm:53), Allah melihat proses (usaha) bukan hasil, tapi hasil berbanding lurus dengan usaha, tentunya juga atas kehendak Allah, itulah yang disebut Qadar, ketika takdirNya terjadi karena kita mengusahakannya untuk terjadi (Ar-Raad:13). seperti sebuah rumus jadinya, hasil maksimal = ikhtiar x do'a
maka aku sudah bisa menemukan esensi dari berkurban itu sendiri..ketika kita mengorbankan apa yang paling kita cintai.. seperti Nabi Ibrahim yang mengorbankan Ismail yang baru beliau temui dari 10 tahun ditinggalkan,
Aku menjadi tidak peduli, sepatu yang basah karena hujan, mulut yang berbusa karena berbicara, kaki yang gemetar karena tak henti berjalan, pundak yang pegal karena membawa buku tebal ('yellow pages'), perut yang bunyi karena belum diberi jatah, seperti tidak diperdulikan keluarga karena sering pulang malam, dipertanyakan karena separuh hari menjadi 'street fighter', tidur di kelas karena selalu tepar, sampai nilai pelajaran yang konstan bahkan menurun, aku tidak peduli, yang penting aku senang, ya, SENANG!
walaupun hanya bisa menyumbang 3%, ikhtiar ini belum maksimal, tapi setidaknya, ada buahnya,
sekali lagi, aku menjadi tidak peduli, apakah nilai ulangan fisika, biologi, atau pelajaran lainnya kecil lah, remed lah, atau belum ngerjain PR -lah, yang jelas, rasanya aku seperti sudah merasakan 25% kesenangan karena masuk FK,
Aku sudah tidak peduli, yakin saja Allah akan mengganti dengan yang lebih baik, yang jelas, aku merasa SENANG!! lebih senang daripada selalu mendapat nilai 100 di fisika, lebih senang daripada ranking 1 selama 6 tahun, lebih senang dari mendapat nikmat yang seperti itu,
semoga tahun depan mendapat nikmat lagi, bahkan lebih, tidak hanya nikmat yang senikmat ini, tapi juga nikmat-nikmat yang lain,
*sepertinya, rekan pada tepar, tapi tepar sambil tersenyum, alhamdulillah*
sekarang sudah jelas, apa itu pengorbanan, apa itu disiplin, apa itu tugas, apa itu teman, yah terjawab dalam pengalaman satu bulan, aku yakin, yang berusaha akan merasakan buahnya.. ketika kita akan mendapat apa yang kita usahakan (An-Najm:53), Allah melihat proses (usaha) bukan hasil, tapi hasil berbanding lurus dengan usaha, tentunya juga atas kehendak Allah, itulah yang disebut Qadar, ketika takdirNya terjadi karena kita mengusahakannya untuk terjadi (Ar-Raad:13). seperti sebuah rumus jadinya, hasil maksimal = ikhtiar x do'a
maka aku sudah bisa menemukan esensi dari berkurban itu sendiri..ketika kita mengorbankan apa yang paling kita cintai.. seperti Nabi Ibrahim yang mengorbankan Ismail yang baru beliau temui dari 10 tahun ditinggalkan,
Aku menjadi tidak peduli, sepatu yang basah karena hujan, mulut yang berbusa karena berbicara, kaki yang gemetar karena tak henti berjalan, pundak yang pegal karena membawa buku tebal ('yellow pages'), perut yang bunyi karena belum diberi jatah, seperti tidak diperdulikan keluarga karena sering pulang malam, dipertanyakan karena separuh hari menjadi 'street fighter', tidur di kelas karena selalu tepar, sampai nilai pelajaran yang konstan bahkan menurun, aku tidak peduli, yang penting aku senang, ya, SENANG!
walaupun hanya bisa menyumbang 3%, ikhtiar ini belum maksimal, tapi setidaknya, ada buahnya,
sekali lagi, aku menjadi tidak peduli, apakah nilai ulangan fisika, biologi, atau pelajaran lainnya kecil lah, remed lah, atau belum ngerjain PR -lah, yang jelas, rasanya aku seperti sudah merasakan 25% kesenangan karena masuk FK,
Aku sudah tidak peduli, yakin saja Allah akan mengganti dengan yang lebih baik, yang jelas, aku merasa SENANG!! lebih senang daripada selalu mendapat nilai 100 di fisika, lebih senang daripada ranking 1 selama 6 tahun, lebih senang dari mendapat nikmat yang seperti itu,
semoga tahun depan mendapat nikmat lagi, bahkan lebih, tidak hanya nikmat yang senikmat ini, tapi juga nikmat-nikmat yang lain,
Jadikanlah aku orang yang pandai bersyukur, ya AllahAamiin
*sepertinya, rekan pada tepar, tapi tepar sambil tersenyum, alhamdulillah*
Komentar
Posting Komentar